Resonansi Jiwa di Awal Tahun 2023 oleh @bundonova

PAYALIKO


Usia tidak berbilang tahun, waktu tidak berbilang hari, begitu jugalah dengan lika-liku yang dijalani setiap insan. Kelahiran-kelahiran calon pemimpin bangsa telah mengisi ruang-ruang kosong setelah berpulangnya para pemimpin dan orang tua bahkan sahabat karib agar perannya di dunia ini terisi dan kembali berfungsi pada perannya masing-masing.


Awal tahun 2023, merupakan awal tahun yang ganjil di mulai pada hari Minggu, dan bertepatan dengan tanggal 1. Setelah 31 hari Desember berlalu dengan segala permasalahan hujan yang meninggalkan cerita dan luka, hujan yang menghalau pergi cahaya mentari yang memancarkan silaunya, walau hanya sesaat, selepas mengeringkan jemuran yang terjemur persis di tengah halaman.


Pagi ini, kita bisa menyaksikan suasana pagi di hari Minggu, dan tanggal 1, suasana pagi ini tidak jauh berbeda dengan pagi-pagi sebelumnya, dingin, dan masih terdengar suara ayam berkokok, sesekali terdengar jangkrik yang lagi bersuara, apakah suaranya ini merupakan kegembiraan, keriangan atau entahlah yang jelas suara itu seirama dengan suara kokkoknya ayam. Sepintas masih terdengar sayup sampai suara mengaji dan di pembacaan almatsurat lewat corong masjid dan mushalla.


 Bedanya pagi ini dengan pagi kemaren yaitu suara kodok tak terdengar nyaring itu pertanda ada hujan belumlah bersiap untuk turun ke bumi, melainkan cahaya mentari yang akan menyingsing dan mengeringkan tanah-tanah tuan yang lembab.


2023, tentu banyak yang hendak di capai pada tahun sebelumnya 2022, berharap di tahun ini, kebahagiaan yang tertunda dahulu, bisa hadir sepanjang hari di tahun ini, kekecewaan yang sempat hadir di tahun lalu, membuat kedewasaan makin bertambah di tahun ini, sebab tahun ini merupakan tahun yang berat untuk mereka yang merasa keberatan pada aturan baru suatu keputusan hidup, juga Rezki yang melimpah, walau di tahun lalu, sering terjadi tikungan sana-sini yang mengakibatkan keinginan Rezki yang hendak dibagi untuk keluarga bisa berjalan lancar di tahun ini, sedangkan Rezki itu tidak akan pernah tertukar dengan apapun, sedang saat pintu satu tertutup maka ribuan pintu lain akan terbuka, Rezki itu sekedar numpang nabung saja pada permasalahan yang di hadapi, bila hati telah mantap, kuat dan pantas untuk menerimanya, maka Rezki itu akan turun seiring dengan kebahagiaan.


Tahun ini, resonansi jiwa mengajak hati untuk duduk sejenak, menemani jiwa yang belum sempat mengutarakan maaf pada hati, memuji pada diri dari segala perjuangan hidup sampai level tertinggi dan menghargai usaha sendiri kala patahan demi patahan menyurutkan niat dan usaha untuk selalu maju. Berpijak pada keyakinan diri, yakin usaha sekecil apapun tidak akan pernah sia-sia, dan pada akhirnya rasa syukurlah yang akan menghadiahkan pentas untuk keheningan jiwa.

To Top